Kerajaan Larantuka Sebagai Satu Entitas Politik di Flores Bagian Timur
Raja Lorenzo II Diaz Vieira Godinho bersama pejabat kerajaan |
Kerajaan Larantuka sebagai satu entitas politik di Flores bagian timur diketahui sudah eksis pada abad ke 16 (butuh rujukan yang lebih kuat). Kerajaan Larantuka diisi oleh orang-orang Sina Jawa yang merupakan orang-orang pendatang dari Nusantara bagian barat. Perlu digarisbawahi bahwa belum ditemukan catatan konkrit mengenai wilayah barat mana untuk kepastiannya. Orang barat tersebut bernama Pati Golo Arakiang. Figur ini yang kemudian menjadi figur sentral dari lahirnya Kerajaan Larantuka di Flores.
Abad ini merupakan abad dimana mulai runtuhnya Kemaharajaan Wilwatikta (Majapahit), sehingga para peneliti banyak mengkaitkan Larantuka dengan Majapahit. Tak ayal, di dalam nama Pati Golo Arakiang juga digadang terdapat unsur Jawa. Yakni Pati diduga dari diksi ‘patih’ dan Arakiang dari unsur diksi ‘Rakryan’. Namun hal ini perlu untuk dikaji ulang. Kemudian cerita lain yakni leluhur Larantuka berasal dari Timor antara Manuaman Lakaan Fialaran di Timor Utara atau Wehale Waiwuku di Timor Selatan yang disatukan melalui hubungan pernikahan dengan sosok mitologi Ile Mandiri.
Latar belakang mengapa Kerajaan Larantuka sehingga memiliki corak Katholik adalah hubungannya dengan Portugis kala Portugis datang di Larantuka sebagai bagian dari perjalanannya menuju Maluku, dia singgah di Flores. Barangkali Flores juga punya komoditas yang dibutuhkan, yaitu cendana. Akhirnya Portugis menetap di sana dan menanamkan pengaruhnya, salah satunya adalah agama Katholik. 1650 Raja Ile Adobala mengambil baptis secara Katholik. Sejak saat itu ritual-ritual kerajaan banyak mengadopsi ritual secara Katholik.
_____
[1] Raja Lorenzo II Diaz Vieira Godinho bersama pejabat kerajaan (1890)