PANDUAN LENGKAP CARA MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS, LENGKAP DENGAN GAMBAR
PANDUAN LENGKAP CARA MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS, LENGKAP DENGAN GAMBAR
1. ANALISA TABEL FREKUENSI
Berikut adalah contoh data hasil penelitian tentang tinggi badan 20 orang responden pria dan wanita.
Dari kasus tersebut di atas, akan dicari tabel frekuensi dan berbagai ukuran diskriptifnya.
Setelah data dimasukkan dan maka dapat digunakan berbagai analisa sebagai berikut :
1. Tabel Frekuensi untuk tinggi.
Ketika digunakan menu Statistics -> Summarize -> Frequencies... dengan berbagai pilihan statistics seperti :
- - Quartil
- - Percentile
- - Dispersion
- - Mean
- - Median
- - Skewness
- - Kurtosis
Maka diperoleh output sebagai berikut :
Keterangan output :- N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu 20 buah data.
- Mean menunjukkan rata-rata tinggi badan dari 20 responden tersebut yaItu 165.4.
- Median menunjukkan titik tengah data yaitu jika data diurutkan dan dibagi dua sama besar.
- Standard deviasi adalah 8.26788 menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.
- Ukuran skewness adalah -0.101. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness. Rasio Skewness = -0.101/0.512 = -0.197. Jika rasio skewness berada diantara nilai -2.00 sampai dengan 2.00 maka distribusi data adalah normal, sehingga data di atas masih berdistribusi normal.
- Nilai kurtosis adalah -1.170. Sama seperti skewness, maka rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard errornya. Rasio Kurtosis = -1.170/0.992 = -1,179 Sehingga lebih meyakinkan kita bahwa distribusi dari data adalah normal.
- Minimum, menunjukkan data terkecil yaitu 150.
- Maximum menunjukkan data terbesar yaitu 177.
- Persentil :
- - Rata-rata tinggi badan 25% di bawah 159.25 cm.
- - Rata-rata tinggi badan 50% di bawah 166 cm.
- - Rata-rata tinggi badan 75% di bawah 174.25 cm.
Output berikutnya adalah sebagai berikut :
- 1. Frequency, menunjukkan jumlah responden yang memiliki tinggi badan tertentu. Seperti misalnya responden dengan tinggi badan 155 cm ada 2 orang, responden dengan tinggi badan 175 cm ada 3 orang dan seterusnya.
- 2. Percent, menunjukkan prosentase dari jumlah data yang memiliki tinggi tertentu. Output yang terakhir dihasilkan adalah Pie Chart yang menunjukkan prosentase setiap tinggi badan yang dimiliki.
Output yang terakhir dihasilkan adalah Pie Chart yang menunjukkan
prosentase setiap tinggi badan yang dimiliki.
2. Tabel Frekuensi untuk Jenis Kelamin
Untuk bagian output statistics nya tidak menunjukkan analisa mean, median dan lain-lain karena data yang diolah adalah data yang berupa string.
Sedangkan di bagian frekuensi, dapat dilihat data sebagai berikut :
Terlihat jenis kelamin laki-laki ( l ) sebanyak 10 orang dan perempuan (p) sebanyak 10 orang sehingga total responden adalah 20 orang. Dari kolom valid percent dapat dilihat bahwa semua data yang dimasukkan adalah valid dengan total cumulative percent adalah 100.
PANDUAN LENGKAP CARA MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS, LENGKAP DENGAN GAMBAR
2. ANALISA CROSS TAB
Berikut akan dilakukan pembacaan analisa Cross Tab dengan permaslahan sebagai berikut.PERMASALAHAN :
Data di bawah ini merupakan hasil penelitian dari 15 orang responden yang ditinjau dari tiga indikator yaitu :
- jenis kelamin
- pekerjaan
- pendidikan
Akan dilihat hubungan antara jenis kelamin dengan pekerjaan dan hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pendidikan.
1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Pekerjaan
Setelah data dimasukkan pada editor dan digunakan menu Statistics -> Cross tabs, dan kemudian pada Row dimasukkan Jenis Kelamin dan pada Column dimasukkan pekerjaan, maka maka berikut ini adalah hasil analisisnya :
Pada Case Processing Summary, terlihat 15 buah data yang dianalisa tidak terdapat missing value-nya sehingga tingkat kevalidan datanya adalah 100%. Sedangkan pada Crosstabulation terlihat tabel silang yang memuat hubungan antara kedua variabel. Dari output tersebut bisa dilihat beberapa hal seperti berikut :
- - terdapat 1 orang petani laki-laki
- - terdapat 3 orang petani perempuan
- - terdapat 3 orang pns laki-laki
- - terdapat 1 orang pns perempuan
- - terdapat 4 orang swasta laki-laki
- - terdapat 3 orang swasta perempuan
- - terdapat 8 orang yang berjenis kelamin laki-laki
- - dan lain-lain.
Uji Chi Square, mengamati ada dan tidaknya hubungan antara variabel jenis kelamin dan pekerjaan. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom.
H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom.
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Keputusannya adalah :
Kolom Asymp Sig (2 Sided) menunjukkan nilai probabilitas. Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.352 yang berarti lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara baris dan kolom atau “tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan jenis kelamin”.
PANDUAN LENGKAP CARA MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS, LENGKAP DENGAN GAMBAR
2. Hubungan Pendidikan dengan Pekerjaan
Inti dari analisa ini terdapat pada output ketiga sebagai berikut.
Seperti yang telah dibahas di muka, bahwa Uji Chi Square kali ini mengamati ada dan tidaknya hubungan antara variabel pemdidikan dan pekerjaan. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Seperti yang telah dibahas di muka, bahwa Uji Chi Square kali ini mengamati ada dan tidaknya hubungan antara variabel pemdidikan dan pekerjaan. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Keputusannya adalah :
Kolom Asymp Sig (2 Sided) menunjukkan nilai probabilitas. Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.043 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara baris dan kolom atau “ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pendidikan seseorang”.
PAIRED SAMPLE T-TEST
Pada uji ini akan dilakukan analisis perbandingan terhadap dua sampel yang berpasangan.
PERMASALAHAN :
Sebuah software house melakukan penelitian terhadap aplikasi otomatisasi laporan keuangan yang dibuatnya. Perusahaan tersebut ingin meneliti apakah program otomatisasi laporan keuangan tersebut dapat benar-benar mempunyai efek terhadap kecepatan pemrosesan data pada perusahaan yang menggunakannya. Akan dilihat perbandingan lama waktu pembuatan laporan keuangan antara sebelum dan sesudah menggunakan program otomatisasi tersebut.
Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan tersebut.
PEMBAHASAN :
Setelah data dimasukkan ke dalam editor dan dilakukan uji T dengan menggunakan menu Analyze -> Compare Means -> Paired Samples T - Test, maka didapatkan hasil pengolahan sebagai berikut.
Paired sample statistics menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard deviase dari kedua perbandingan. Untuk seblum menggunakan program otomatisasi, laporan keuangan rata-rata diselesaikan selama 34 hari. Sedangkan sesudah menggunakan program, rata-rata pembuatan laporan keuangan diselesaikan dalam waktu 10 hari.
Ouput paired sample correlations menunjukkan hasil korelasi antara dua buah sampel. Korelasi ditunjukkan dengan angka 0.765 dengan angka probabilitas 0.010 (dibawah 0.05). Ini berarti bahwa hubungan antara sebelum dan sesudah menggunakan program adalah nyata dan sangat erat. Sedangkan inti analisa ini adalah output sebagai berikut :
Dasar pengambilan keputusan :
- - Ho : Rata-rata populasi sebelum dan sesudah adalah identitik.
- - H1 : Rata-rata populasi sebelum dan sesudah adalah tidak identik.
- - Jika probabilitas > 0.05, Ho diterima, tetapi jika prob < 0.05, Ho ditolak.
PANDUAN LENGKAP CARA MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS, LENGKAP DENGAN GAMBAR
Keyword: Analisis Cross tab