Budaya Rukettu di Sabu Raijua Sebagai Bentuk Mengembalikan Arwah orang mati ke Tanah Kelahirannya, di Sabu Raijua

 

Budaya Rokettu sebagai upaya untuk mengembalikan arwah orang mati ke tanah kelahirannya di sabu raijua
Seorang nenek sedang memangku pakaian salah satu saudara mereka
yang telah meninggal di ratauan. Pakaian itu disebut "Rukettu"

Menyatu dalam Budaya Rukettu, Sebagai Bentuk Mengembalikan Arwah orang mati ke Tanah Kelahirannya, di Sabu Raijua


Orang Sabu populer dengan ungkapan, "Dari Sabu saya datang, ke Sabu saya pulang". Itulah ada prinsip hidup orang Sabu dalam memaknai tanah kelahiran sebagai tanah leluhur mereka. Itulah alasannya, orang sabu yang meninggal di perantauan, harus dibawa kembali ke tanah kelahiran mereka. Kalau bukan jenazah yang dibawa pulang, maka rambutnya (rukettu) yang dibawa pulang kepada keluarga. Hanya saja, saat ini, tidak harus rambut atau "rukettu", namun diganti dengan Pakaian almarhum yang disebut dengan "Rukettu" atau rambut. Sehingga, dapat digambarkan bahwa, budaya Rukettu merupakan tradisi mengembalikan arwah secara simbolis ke tanah kelahiran atau tanah leluhur. 



BACA JUGA: Makna Motif Sarung Sabu dan Awal Terbentuknya Hubi Ae dan Hubi Iki di Kalangan Wanita Suku Sabu (bagian 1)



Yang Memabawa Rukttu  tidak boleh melihat ke belakang

Budaya Rukettu di Sabu Raijua
Pembawa Rukettu dalam bentuk pakaian almarhum

Yang tidak berubah dari budaya ini adalah, sepanjang perjalanan, pembawa Ruketu tidak boleh melihat ke belakang. Menurut adat Sabu dan Raijua, setiap manusia menjalani tiga siklus hidup yakni lahir, hidup dan mati. Saat lahir tali pusar bayi Sabu di lepas di bungkus dan di simpan. Ketika kelak meninggal dia harus menjemput tali pusarnya lagi di tanah Sabu.



Menurut kepercayaan masyarakat, pengembalian Ruketu memudahkan perjalanan arwah ke dunia lain. Di tengah perjalanan itu arwah meski singgah ke alam Rai Ehu Nga Tewuni, tanah tempat tersimpan ari-ari. 

Budaya Rukettu di Sabu Raijua
Rukettu atau pakaian almarhum, di taruh di tengah
Sesampai di rumah, "rukettu" tadi ditaruh di tengah-tengah seperti lazimnya jenazah. Dalam proses ini juga, akan ada yang menaningisi kepergian almarhum.


Kontributor: Ely Goro Leba
Sumber: Disesuaikan dari tulisan Jibrael Kale Lai
___________________ 

DisclaimerArtikel  ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan atau merevisinya. Silahkan tinggalkan komentar yang membangun di kolom komentar atau Hubungi kami.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel