Ritual Nga'a Doka Kebao Dan Budaya Pehere di Wilayah Adat Hab'ba (Seba)
1. Budaya "Pehere Jara Bodo" di Udu NATAGA
Tiga hari sebelum masyarakat adat setempat melakukan satu kegiatan Pehoru yaitu adu kekuatan dengan cara memukul bagian kaki atau tepatnya bagian betis dengan menggunakan rotan yang di sediakan atau dibawa sendiri oleh peserta.tujuannya untuk menunjukan keperkasaan seorang lelaki dalam memikat lawan jenis. Dalam acara adat ini, peserta tidak dibatasi usia. Biasanya dalam acara ini, ada yang sampai betis berdarah. Karena dipukul lawan dengan sekuat tenaga menggunakan rotan.
Sesudah acara tersebut akan dilaksanakan Pehere Jara. Secara sederhana, Pehere Jara adalah kegiatan dimana orang-orang menunggangi kuda jantan, dan mengelilingi satu area yang kurang lebih luasnya 30-50 meter persegi. Acara ini bertujuan untuk mengusir hama sebelum mulai menanam.
Kuda yang ikut dalam Pehere Jara ini juga harus di hiasi oleh pernak pernik serta giring-giring yang di kalungkan pada leher kuda. Yang melaksanakan kegiatan ini yaitu seorang MAUKIA Djara dari salah satu udu terbesar di wilayah ini yaitu udu "NATAGA", kerogo "Na Djo Hina".
BACA JUGA:
- Sejarah Kampung Sabu Di Fatufeto, Kampung Solor, Kampung Merdeka Oeba
- Rai Hawu: Belanda dan Majapahit Di Sabu
- Budaya Kenoto Sebagai Perkawinan Adat di Sabu Raijua (Bagian II)
2. Budaya Nga'a Pa Doka Kebao di Wilayah Adat Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua
Nga'a Doka Kebao merupakan upacara atau ritual yang dilaksanakan khusus untuk memanjatkan puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penjagaan, penyertaan dan kesuburan yang diberikan Tuhan untuk hewan-hewan peliharaan seperti kerbau (kebao) dan kuda (jara) serta mendoakan kesuburan hewan khususnya kerbau dan kuda agar berkembangbiak menjadi banyak dan sehat.
Ritual ini biasanya dilakukan oleh keluarga-keluarga atau para peternak yang masih menganut kepercayaan Jingitiu dan mempunyai hewan kerbau (kebao) dan Kuda (jara). Para peternak kerbau (Kebao) tersebut akan mempersembahkan sesajen atau makanan kepada leluhur dan Tuhan yang Maha Esa. Seajen itu berupa satu ekor babi yang akan di bunuh pada malam upacara di lakukan.
BACA JUGA: Asal-usul dan Filosofi Hidup Orang Rote
Sebelum disembelih, babi tersebut akan di oleskan dengan minyak kelapa serta seluruh kebao akan dioleskan juga dengan minyak kelapa. Selanjutnya akan dilakukan doa yang dipimpin oleh sala seorang yang dituakan dalam rumah tangga. Setelah itu, baru lakukan dengan Ramah tamah berupa makan malam bersama seluruh anggota keluarga.
Sesuai dengan perhitungan kalender adat Sabu, khususnya wilayah adat Hab'ba, Nga"a Doka Kebao dilaksanakan pada warru (bulan) Bangaliwu (bulan adat) tepatnya satu hari sebelum bulan purnama (atau sekitar tanggal 16 April bulan berjana). Dalam hitungan kalender adat Sabu kususnya wilayah adat Seba disebut saat "Pannu Pe".
Demikian sekilas tentang Ritual Nga'a Doka Kebao yang dilaksanakan oleh masyarakat Sabu yang masih menganut aliran kepercayaan Jingitiu di Sabu, Kabupaten Sabu Raiju, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
_______________
Disclaimer: Artikel ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan atau merevisinya. Silahkan tinggalkan komentar yang membangun di kolom komentar atau Hubungi kami.